Sabtu, 17 Januari 2015
MAKALAH PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
Diposting oleh Unknown di 13.54
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memperoleh sebagian besar dari kemampuannya
melalui belajar. Belakang. Manusia memperoleh sebagian besar dari kemampuannya
melalui belajar. Belajar merupakan proses aktif yang dilakukan oleh peserta
didik dalam rangka membangun pengetahuannya. Belajar bukanlah proses pasif yang
hanya menerima pengetahuan dari guru atau sumber-sumber lain. Jika pembelajaran
tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan aktif maka
pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan PAIKEM?
2.
Bagaimana konsep pembelajaran PAIKEM?
3.
Bagaimana implementasi pembelajajaran
PAIKEM?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian PAIKEM,
2. Untuk
mengetahui konsep pembelajaran PAIKEM,
3. Untuk
mengetahui implementasi pembelajaran PAIKEM.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian PAIKEM
PAIKEM
adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman
dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (Rusman,
2010:322). Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya
berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran
merupakan implementasi kurikulum di sekolah dari dari kurikulum yang sudah
dirancang dan menuntut aktivitas dan kreativitas guru dan siswa sesuai dengan
rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Ini sesuai
dengan yang dinyatakan oleh Brooks (Rusman, 2010;323), yaitu “ pembaruan dalam
harus dimulai dari bagaimana anak belajar, dan bagaimana guru mengajar, bukan
dari ketentuan hasil.”
Guru harus mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika
siswa belum dapat membentuk kompetensi dasar dan standar kompetensi berdasarkan
interaksi yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus
mampu menciptakan suasana pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
supaya kompetensi dasar dan standar kompetensi yang telah di rancang dapat
tercapai. Guru juga harus ditutut agar melakukan inovasi dalam segala hal yang
berkaitan dengan kompetensi yang disandangnya seperti inovasi dalam
pembelajaran.
B. Konsep Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan
dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa
aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang
merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya,
bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang
pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Maksud pembelajaran Aktif adalah dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa dapat berperan aktif untuk
bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan atau ide dalam suasana
belajar-mengajar. Belajar aktif adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan,
penuh semangat, dan keterlibatan aktif. Pembelajaran aktif atau sering dikenal
dengan active learning adalah proses belajar dimana peserta didik mendapat
kesempatan unbtuk lebih banyak melakukan aktivitas belajar, berupa hubungan
interaktif dengan materi pelajaran sehingga terdorong untuk menyimpulkan
pemahaman daripada hanya sekedar menerima pelajaran yang diberikan. Meyer &
Jones (1993) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran aktif terjadi aktivitas
berbicara dan mendengar, menulis, membaca, dan refleksi yang menggiring ke arah
pemaknaan mengenai isi pelajaran, ide-ide, dan berbagai hal yang berkaitan
dengan satu topik yang sedang dipelajari. Dalam pembelajaran aktif, guru lebih
berperan sebagai fasilitator bukan pemberi ilmu.
Pembelajaran aktif mempunyai beberapa karakteristik yaitu; a) Refleksi yang dilakukan dengan cara mengungkapkan pengalaman kepada teman dan guru berpotensi membuka ruang dialog di dalam kelas sehingga memungkinkan muncul pengalaman atau pengetahuan baru (Fink, 2003), b) Pengamatan terhadap beberapa model atau contoh yang memberikan kesempatan pada siswa untuk melihat dan mengetahui, c) Pemecahan masalah yang disajikan memungkinkan siswa berada di dalam kondisi higher-order thinking (Bonwell & Eison, 1991), d) Vicarious learning yang diperoleh pada saat siswa menyaksikan perdebatan mengenai topik tertentu, dan e) Self explanation adalah suatu proses menjelaskan mengenai pemahaman siswa, baik kepada temannya maupun guru yang memungkinkan terjadinya pemahaman yang lebih kuat.
Pembelajaran aktif mempunyai beberapa karakteristik yaitu; a) Refleksi yang dilakukan dengan cara mengungkapkan pengalaman kepada teman dan guru berpotensi membuka ruang dialog di dalam kelas sehingga memungkinkan muncul pengalaman atau pengetahuan baru (Fink, 2003), b) Pengamatan terhadap beberapa model atau contoh yang memberikan kesempatan pada siswa untuk melihat dan mengetahui, c) Pemecahan masalah yang disajikan memungkinkan siswa berada di dalam kondisi higher-order thinking (Bonwell & Eison, 1991), d) Vicarious learning yang diperoleh pada saat siswa menyaksikan perdebatan mengenai topik tertentu, dan e) Self explanation adalah suatu proses menjelaskan mengenai pemahaman siswa, baik kepada temannya maupun guru yang memungkinkan terjadinya pemahaman yang lebih kuat.
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan
guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama
pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang
bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran kreaktif
menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan
kecakapan berpikir maupun dalam melakuakan suatu tindakan. Berpikir kreatif
selalu dimulai dengan berpikir kritis, yakni menemukan dan
melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu.
Berpikir kritis harus
dikembangkan dalam proses pembelajaran agar siswa terbiasa mengembangkan
kreativitasnya. Pada umumnya, berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagi
berikut ( Mulyasa, 2006: 192), yaitu:
a. Tahapan pertama; persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi untuk
diuji.
b. Tahap kedua; inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk
merenungkan hipotesis informasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa
hipotesis tersebut rasional.
c. Tahap ketiga; iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan
keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional
d. Tahap keempat; verifkasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk
dijadikan sebuah rekomendasi, konsep, atau teori.
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang
menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif
dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya baru.
Menyenangkan adalah
suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time
on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian
terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah
cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang
harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak
efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Pembelajaran efektif
merupakan kriteria penting dalam setiap pembelajaran. Pembelajaran yang efktif
adalah pembelajaran yang mendidik, yang secara serentak dapat memenuhi dua sisi
penting dari tujuan pendidikan di sekolah, yakni:
1.
Memiliki/menguasai ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni (IPTEKS), dan
2.
membangun diri pribadi sebagai pemanggung eksistensi manusia.
Pendidikan Nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bagsa, betujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi menusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap,
kreatif mensiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
PAIKEM merupakan sebuah model
pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama
dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses Interaksi (siswa
berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi,
lingkungan dsb). Kedua, proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan
pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita,
dialog atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses Refleksi,
(siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari,
dan apa yang mereka telah lakukan). Keempat, proses Eksplorasi
(siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui
pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara).
Pelaksanaan Paikem
harus memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan semata
potensi akademiknya. Dalam pendekatan pembelajaran Quantum (Quantum Learning)
ada tiga macam modalitas siswa, yaitu modalitas visual, auditorial dan kinestetik.
Dengan modalitas visual dimaksudkan bahwa kekuatan belajar siswa terletak pada
indera ‘mata’ (membaca teks, grafik atau dengan melihat suatu peristiwa),
kekuatan auditorial terletak pada indera ‘pendengaran’ (mendengar dan menyimak
penjelasan atau cerita), dan kekuatan kinestetik terletak pada ‘perabaan’
(seperti menunjuk, menyentuh atau melakukan). Jadi, dengan memahami
kecenderungan potensi modalitas siswa tersebut, maka seorang guru harus mampu
merancang media, metoda/atau materi pembelajaran kontekstual yang relevan
dengan kecenderungan potensi atau modalitas belajar siswa. Selain itu
pembelajaran inovatif juga di perlukan, Pembelajaran inovatif dapat dilakukan
dengan cara mengadaptasi model-model pembelajaran menyenangkan yang bisa
membuat siswa terbebas dari kejenuhan-kejenuhan pemnbelajaran. Guru mencoba
untuk menanamkan pemikiran “Learning is fun” kepada para peserta
didiknya.
Secara garis besar,
PAIKEM dapat dideskripsikan sebagai berikut: Siswa
terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
·
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan
berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan
cocok bagi siswa.
·
Guru mengatur kelas dengan memajang
buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
·
Guru menerapkan cara mengajar yang lebih
kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok
·
Guru mendorong siswa untuk menemukan
caranya sendiri dalam pemecahan masalah, untuk mengungkapkan gagasannya,
dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
a. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan PAIKEM
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada
dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi.
Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau
anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat
itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya
sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu
lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat
anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru
memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang,
dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan
pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para
siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan
yang berbeda. Dalam PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam
kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan
yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah
(tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya
bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam
pengorganisasian belajar
Sebagai
makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorga-nisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak
dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak
akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk
seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun
demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada
dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif
untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut,
kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya
ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya memberikan tugas atau
mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata
“Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata
“Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan
belajar yang menarik
Ruang
kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disaran-kan dalam PAIKEM. Hasil
pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu.
Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk
bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan
dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat
berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan
sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan
ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan
rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar
Lingkungan
(fisik, sosial, atau budaya) me-rupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan dapat ber-peran sebagai media belajar, tetapi juga
sebagai objek kajian (sumber belajar). Peng-gunaan lingkungan sebagai sumber
belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan
menggunakan ling-kungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan
dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pe-manfaatan
lingkungan dapat mengembang-kan sejumlah keterampilan seperti meng-amati
(dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk
meningkatkan kegiatan belajar
Mutu
hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian
umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan
siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan
pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya
sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak
guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja
dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk
saling ber-hadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya
perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut
dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab
rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari
temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAIKEM.’
9. Pengelolaan Kelas PAIKEM
Seting
kelas yang konstruktif didasarkan pada nilai-nilai konstruktif dalam proses
belajar, termasuk kolaborasi, otonomi individu, refleksi, relevansi pribadi dan
pluralisme. Seting kelas yang konstruktif akan memberikan kesempatan aktif
belajar. Mengacu pada pendekatan holistik dalam pendidikan, seting kelas
konstruktif merefleksikan asumsi bahwa proses pengetahuan dan pemahaman
akuisisi adalah benar-benar melekat pada konteks sosial dan emosional saat
belajar. Karakteristik seting kelas konstruktif untuk belajar adalah
terkondisikannya belajar secara umum, instruksi, dan belajar bersama. Lima
metode kunci untuk merancang seting kelas yang konstruktif , yaitu :
1)
melindungi pemelajar dari kerusakan praktik instruksional dengan mengembangkan
otonomi dan kontrol pemelajar, mendorong pengaturan diri dan membuat instruksi
secara pribadi yang relevan dengan pemelajar,
2)
menciptakan konteks belajar yang mendorong pengembangan otonomi pribadi
3)
mengkondisikan pemelajar dengan alasan-alasan belajar dalam aktivitas
belajar
4)
mendorong pengaturan diri dengan pengembangan keterampilan dan tingkah
laku yang memungkinkan pemelajar meningkatkan tanggung jawab dalam belajarnya;
dan
5)
mendorong kesadaran belajar dan pengujian kesalahan (Hadi Mustofa, 1998).
Penataan
dan atau pengelolaan kelas dalam PAIKEM perlu mempertimbangkan enam
elemen Constructivist Learning Design (CDL) yang dikemukakan
oleh Gagnon and Collay, yaitu situation, groupings, bridge, questions,
exhibit, and reflections. Situation, terkait dengan hal-hal
berikut; apa tujuan episode pembelajaran yang akan dicapai, apa yang diharapkan
setelah siswa keluar ruangan kelas, bagaimana mengetahui bahwa siswa telah
mencapai tujuan, tugas apa yang diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan,
bagaimana deskripsi tugas tersebut (as a process of solving problems,
answering question, creating metaphors, making decisions, drawing conclusions,
or setting goals).
·
Grouping,
dapat dilakukan berdasarkan karakteristik siswa atau didasarkan pada
karakteristik materi. Bridge, terkait dengan; aktivitas apa yang
dipilih untuk menjembatani atara pengetahuan yang telah dimiliki siswa
sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan dibangun siswa.
·
Question, pertanyaan apa yang dapat
membangkitkan tiap elemen desain (panduan pertanyan apa yang dapat
mengintrodusir situasi, menata pengelompokan, dan membangun jembatan),
pertanyaan klarifikasi apa yang digunakan untuk menengetahui cara berpikir dan
aktivitas belajar siswa.
·
Exhibit,
bagaimana siswa merekan dan memamerkan kreasi mereka melalui demonstrasi cara
berpikir mereka dalam menyelesaikan dan atau memenuhi tugas.
·
Reflections, bagaimana siswa melakukan refleksi
dalam menyelesaikan tugas mereka, apakah siswa ingat tentang (feeling,
images, and language of their thought), apa sikap, proses, dan konsep yang
akan dibawa siswa setelah keluar kelas.
C. Implementasi Pembelajaran PAIKEM
a. Desain
Pesan Pembelajaran PAIKEM
Kata
desain menunjukkan adanya suatu proses dan suatu hasil. Sebagai suatu proses,
desain pesan sengaja dilakukan mulai dari analisis masalah pembelajaran hingga
pemecahan masalah yang disumuskan dalam bentuk produk. Produk yang dihasilkan
dapat dalam bentuk prototipe, naskah atau stori board, dan sebagainya.
Mengenai
desain pesan, desain pesan meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik
dari pesan atau informasi. Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian,
persepsi, dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan atau
informasi, agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima. Fleming dan
Levie (dalam Seel&Richie,1994) membatasi pesan pada pola-pola isyarat atau
simbol yang memodifikasi perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor. Desain
pesan berurusan dengan tingkat paling mikro melalui unit-unit kecil seperti bahan
visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah. Karakteristik lain dari
desain pesan adalah bahwa desain pesan harus bersifat spesifik baik terhadap
medianya maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung arti bahwa prinsip-prinsip
desain pesan akan berbeda tergantung apakah medianya bersifat statis, dinamis
atau kombinasi dari keduanya, misalnya suatu potret, film, atau grafik
komputer. Juga apakah tugas belajarnya berupa pembentukan konsep atau sikap,
pengembangan ketrampilan atau strategi belajar, ataukah menghafalkan informasi
verbal.
b. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran
Berdasarkan
pada pembahasan tentang teori-teori belajar kognitif dan teori pemrosesan
informasi serta teori komunikasi, dapat dikembangkan beberapa prinsip yang
dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan desain pesan pembelajaran. Ada lima
prinsip utama desain pesan pembelajaran yaitu:
1) Prinsip kesiapan dan motivasi
Prinsip ini
mengatakan bahwa jika dalam kegiatan pembelajaran siswa/peserta belajar memilki
kesiapan seperti kesiapan mental, serta kesiapan fisik dan motivasi tinggi,
maka hasil belajar akan lebih baik. Kesiapan mental diartikan sebagai kesipan
kemampuan awal, yaitu pengetahuan yang telah dimiliki siswa belajar yang dapat
dijadikan pijakan untuk mempelajari materi baru. Oleh sebab itu, dalam menyusun
desain pesan, guru harus lebih dahulu mengetahui kesiapan siswa melalui tes
penjajagan atau tes prasayarat belajar yang diberikan pada siswa. Jika
diketahui pengetahuan awal siswa belum mencukupi, maka dapat diadakan pembekalan/matrikulasi.
Sedangkan
kesiapan fisik, berarti bahwa siswa dalam melakukan kegiatan belajar tidak
mengalami kekurangan atau halangan, sebagai faktor yang sangat berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar. Misalnya untuk belajar musik siswa tidak
boleh terganggu pendengarannya. Sedangkan motivasi adalah merupakan dorongan
yang menyebabkan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Dorongan itu bisa berasal dari dalam atau luar. Semakin tinggi motivasi siswa
untuk belajar, semakin tinggi pula proses dan hasil belajarnya. Oleh karena
itu, dalam kegiatan pembelajaran hendaknya guru berupaya mendorong motivasi
siswa dengan menunjukkan pentingnya mempelajari pesan pembelajaran yang sedang
dipelajari.
2) Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian
Prinsip
ini mengatakan bahwa jika dalam proses belajar perhatian siswa/si belajar
terpusat pada pesan yang dipelajari, maka proses dan hasil belajar akan semakin
baik. Perhatian memegang peranan penting dalam kegiatan belajar. Semakin baik
perhatian siswa, proses dan hasil belajar akan semakin baik pula.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengarahkan
perhatian siswa antara lain:
·
Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman
atau kehidupan siswa
·
Menggunakan alat pemusat perhatian
seperti peta konsep, gambar, bagan, dan media-media pembelajaran visual
lainnya.
·
Menghubungkan pesan pembelajaran yang
sedang dipelajari dengan topik- topik yang sudah dipelajari.
·
Menggunakan musik penyeling
·
Mencipatakan suasana riang
·
Teknik penyajian yang bervariasi
·
Mengurangi bahan/matteri yang tidak
relevan
3)
Prinsip
partisipasi aktif siswa
Meliputi
aktifitas, kegiatan, atau proses mental, emosional maupun fisik. Contoh
aktifitas mental misalnya mengidentifikasi, membandingkan, menganalisis, dan
sebagainya. Sedangkan yang termasuk aktifitas emosional misalnya semangat,
sikap, positif terhadap belajar, motivasi, keriangan, dan lain-lain. Contoh
aktifitas fisik misalnya melakukan gerak badan seperti kaki, tangan untuk
melakukan ketrampilan tertentu.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan
siswa adalah:
·
Memberikan pertanyaan-pertanyaan ketika
proses pembelajaran berlangsung
·
Mengerjakkan latihan pada setiap akhir
suatu bahasan
·
Membuat percobaan dan memikirkan atas
hipotesis yang diajukan
·
Membentuk kelompok belajar
·
Menerapkan pembelajaran kontekstual,
kooperatif, dan kolaboratif
4)
Prinsip
Umpan Balik
Umpan
balik adalah informasi yang diberikan kepada siswa mengenai keberhasilan atau
kekurangan dalam belajarnya. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam
memberikan umpan balik diantaranya dengan memberikan soal atau pertanyaan
kepada siswa, kemudian memberitahunya dengan benar. Memberikan tugas, kemudian
memberitahukan tugas apakah tugas yang dikerjakan sudah benar. Kembalikan
pekerjaan siswa yang telah dikoreksi, dinilai, atau diberi komentar/catatan
oleh guru.
5)
Prinsip
Perulangan
Mengulang-ulang
penyajian informasi atau pesan pembelajaran. Proses penguasaan materi
pembelajaran atau ketrampilan tertentu memerlukan perulangan.. tidak
adanya perulangan akan mengakibatkan informasi atau pesan pembelajaran tidak
bertahan lama dalam ingatan, dan informasi tersebut mudah dilupakan.
Upaya
mengulang informasi dapat dilakukan dengan cara yang sama dan dengan media yang
sama. Misalnya media kaset diputar berulang-ulang, membaca buku dua atau tiga
kali. Perulangan dapat juga dengan cara dan media yang berbeda pula. Misalnya
setelah mendengar metode ceramah, siswa diminta untuk membaca buku dengan topik
yang sama. Penggunaan epitome, advance organizer, rangkuman, atau kesimpulan.
c. Aplikasi
Desain Pesan dalam Kegiatan Belajar Mengajar PAIKEM
Terjadinya
belajar dilihat dari adanya perbedaan kecakapan seseorang antara sebelum dan
sesudah mengalami dan berada dalam situasi belajar tertentu. PAIKEM
memungkinkan pebelajar memperoleh kemampuan berdasarkan teori Gagne yaitu
ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan
motorik, dan sikap. Berikut akan dijelaskan masing-masing definisi
kemampuan tersebut,dan pengintregasian prinsip desain dengan pendekatan PAIKEM
akan dijelaskan dalam matrik.
·
Ketrampilan Intelektual yang dimaksud
ketrampilan intelektual adalah kemampuan untuk menggunakan lambang-lambang
seperti bilangan, bahasa, dan lambang-lambang lainnya yang mewakili benda-benda
nyata pada lingkungan individu. Ketrampilan intelektual dibagi menjadi empat
kategori yaitu diskriminasi,konsep,aturan dan pemecahan masalah.
·
Diskriminasi adalah kemampuan untuk memberi
respon yang berbeda terhadap stimuli yang berbeda satu dengan yang lain menurut
satu dimensi fisik atau lebih. Konsep adalah kemampuan yang memungkinkan
individu untuk mengidentifikasi stimulus yang mempunyai karakteristik walaupun
stimulinya berbeda secara menyolok. Aturan adalah subyek dapat merespon
hubungan dan kesatuan obyek. Pemecahan masalah aturan-aturan yang lebih komplek
untuk memecahkan masalah.
·
Strategi kognitif meliputi kemampuan yang
dipergunakan untuk mengelola proses perhatian belajar, mengingat, dan berfikir.
Kemampuan informasi verbal terkait dengan mempelajari fakta-fakta, mempelajari
serangkaian informasi yang terorganisasikan. Ketrampilan sikap adalah keadaan
internal yang komplek yang mempengaruhi pemilihan tingkah laku itu sendiri.
Ketrampilan motorik adalah kemampuan yang dipelajari untuk melakukan kecakapan
yang hasilnya dicerminkan oleh adanya kecakapan, ketepatan, dan kelancaran
gerakan tubuh.
d. Penilaian Hasil Belajar.
Sebuah pertanyaan untuk direnungkan. Apakah sebuah
”Penilaian Mendorong Pembelajaran ?” atau apakah ”pembelajaran itu untuk
mempersiapkan sebuah tes ? ” atau apakah ’Pembelajaran dan Tes’ tersebut
dilakukan guna mendapatkan pengakuan tentang kompetensi yang diperlukan siswa
atau sekolah? Dalam pelaksanaan konsep PAIKEM, penilaian dimaksudkan untuk
mengukur tingkat keberhasilan siswa, baik itu keberhasilan dalam proses maupun
keberhasilan dalam lulusan (output). Keberhasilan proses dimaksudkan bahwa
siswa berpartisipasi aktif, kreatif dan senang selama mengikuti kegiatan
pembelajaran. Sedangkan keberhasilan lulusan (output) adalah siswa mampu
menguasai sejumlah kompetensi dan standar kompetensi dari setiap Mata
Pelajaran, yang ditetapkan dalam sebuah kurikulum. Inilah yang disebut efektif
dan menyenangkan. Jadi, penilaian harus dilakukan dan diakui secara komulatif.
Penilaian harus mencakup paling sedikit tiga aspek : pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Ini tentu saja melibatkan Professional Judgment dengan memperhatikan
sifat obyektivitas dan keadilan. Untuk ini, pendekatan Penilaian Acuan Norma
(PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) merupakan pendekatan penilaian
alternatif yang paling representatif untuk menentukan keberhasilan pembelajaran
Model PAIKEM.
Media dan bahan ajar. ”Media dan Bahan Ajar” selalu menjasi
penyebab ketidakberhasilan sebuah proses pembelajaran di sekolah. Sebuah
harapan yang selalu menjadi wacana di antara para pendidik/guru kita dalam
melaksanakan tugas mengajar mereka di sekolah adalah tidak tersedianya ’media
pembelajaran dan bahan ajar’ yang cukup memadai. Jawaban para guru ini cukup
masuk akal. Seakan ada korelasi antara ketersediaan ’media bahan ajar’ di
sekolah dengan keberhasilan pembelajarn siswa. Kita juga sepakat bahwa salah
satu penyebab ketidakberhasilan proses pemblajarn siswa di sekolah adalah
kurangnya media dan bahan ajar. Kita yakin bahwa pihak manajemen sekolah sudah
menyadarinya. Tetapi, sebuah alasan klasik selalu kita dengar bahwa ”sekolah
tidak punya dana untuk itu”!.
Dalam pembelajaran Model PAKEM, seorang guru mau tidak mau
harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang
media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap
memiliki relevansi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa.
Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak
semua sekolah mampu mengaksesnya. Tanpa merendahkan sifat dan nilai multimedia
elektronik, para guru dapat memilih dan merancang media pembelajaran alternatif
dengan menggunakan berbagai sumber lainnya, seperti bahan baku yang murah dan
mudah di dapat, seperti bahan baku kertas/plastik, tumbuh-tumbuhan, kayu dan
sebagainya, guna memotivasi dan merangsang proses pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan.Media simulasi untuk pembelajaran PAKEM tidak selalu harus dibeli
jadi, tetapi dirancang bisa dirancang oleh seorang guru mata pelajaran sendiri.
Guru dituntut lebih kreatifdan memiliki kesempatan untuk mengembangkan ide dan
inofatifnya.. Jadi, model ’pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan’, atau yang kita sebut dengan PAKEM itu tidak selalu mahal. Unsur
kreatifitas itu bukan terletak pada produk/media yang sudah jadi, tetapi lebih
pada pola fikir dan strategi yang digunakan secara tepat oleh seorang guru itu
sendiri dalam merancang dan mengajarkan materi pelajarannya.
Dalam merancang sebuah media pembelajaran, aspek yang paling
penting untuk diperhatikan oleh seorang guru adalah karakteristik dan modalitas
gaya belajar individu peserta didik, seperti dalam pendekatan ’Quantum
Learning’ dan Learning Style Inventory’. Media yang dirancang harus memiliki
daya tarik tersendiri guna merangsang proses pembelajaran yang menyenangkan.
Sementara ini media pembelajaran yang relatif cukup representatif digunakan
adalah media elektronik (Computer – Based Learning). Selanjutnya skenario
penyajian ’bahan ajar’ harus dengan sistem modular dengan mengacu pada
pendekatan Bloom Taksonomi. Ini dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran
yang terstruktur, dinamis dan fleksibel, tanpa harus selalu terikat dengan
ruang kelas, waktu dan/atau guru. Perlu dicatat bahwa tujuan akhir mempelajari
sebuah mata pelajaran adalah agar para siswa memiliki kompetensi sebagaimana
ditetapkan dalam Standar Kompetensi (baca Kurikulum Nasional). Untuk itu
langkah/skenario penyajian pembelajarn dalam setiap topik/mata pelajaran harus
dituliskan secara jelas dalam sebuah Modul. Dengan demikian diharapkan para
siswa akan terlibat dalam proses pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dan
bermakna (Meaningful Learning).
e.
Jenis Penilaian
Sesuai Dengan Pembelajaran Model PAIKEM
1) Penilaian
yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian otentik yang
merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai
teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
2) Tujuan
Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk:
·
Menilai Kemampuan Individual melalui tugas
tertentu;
·
Menentukan kebutuhan pembelajaran;
·
Membantu dan mendorong siswa;
·
Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang
lebih baik;
·
Menentukan strategi pembelajaran;
·
Akuntabilitas lembaga; dan
·
Meningkatkan kualitas pendidikan.
3) Bentuk
penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan. Sementara
itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala sikap, cek
lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
4) Dalam
pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini seyogiayanya
dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau bentuk
penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan.
f.
Tujuan Penilaian Pembelajaran Model PAIKEM
1)
Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu
2)
Menentukan kebutuhan pembelajaran
3)
Membantu dan mendorong siswa
4)
Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih
baik
5)
Menentukan strategi pembelajaran
6)
Akuntabilitas lembaga
7)
Meningkatkan kualitas pendidikan
g.
Merancang Dan Melaksanakan
Penilaian Pembelajaran Model PAIKEM
1.
Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan
merancang pembelajaran tersebut. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan
metode yang dilaksanakan dalam pembelajaran.
2.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan model Paikem,
penilaian dirancang sebagaimana dengan penilaian otentik. Artinya, selama
pembelajaran itu berlangsung, guru selain sebagai fasilitator juga melakukan
penilaian dengan berbagai alat yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh
siswa.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam proses belajar
mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran yang sangat baik dan cocok
untuk situasi dan kondisi siswa. Strategi yang sangat cocok dan menarik peserta
didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal dengan nama PAIKEM (Pembelajaran
Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan)
B.
Saran
Sebagai
calon pendidik hendaknya lebih memahami dan mempelajari mengenai pembelajaran
PAIKEM demi terwujudnya tujuan pembelajaran
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2013. Konsep Dasar PAIKEM. http:/sdn10-selebung-ketangga.
blogspot. com/2013/01/kegiatan-pembelajaran-1 konsep-dasar.html
Fauzi,
N. 2012. Konsep Pembelajaran PAIKEM. http:// kantingembira.blogspot. com /2012/10/konsep-pembelajaran-aktif-inovatif.html
Geri, S. 2012. Makalah Model Pembelajaran PAIKEM. http ://makalah ilmu pengetahuan.blogspot.com/2012/12/makalah-model-pembelajaran-paikem.
html
Ginanjar,
A. 2013. Konsep PAIKEM dalam Pembelajaran.
http://aginista.blog
spot.com/2013/01/konsep-paikem-dalam-pembelajaran.html
Nurhidayah.
2013. Makalah PAIKEM. http://nurhidayatus123.wordpres.com/2013 /04/08/makalah -paikem/
Sudrajat,
A. 2008. Konsep PAKEM. https://akhmadsudrajat.wordpress.com
/2008/ 01/22/konsep-pakem/
2 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
1xbet korean - Bet on soccer, basketball, 1xbet korean horse racing, 제왕 카지노 esports. 1xbet korean - 메리트카지노 Bet on soccer, basketball, horse racing, esports.
A map showing 영천 출장안마 casinos and other gaming facilities 강릉 출장안마 located near me in Las Vegas, 천안 출장샵 NV. Casinos Near Me. 거제 출장샵 1. Boulder 대구광역 출장마사지 Springs, NV 89109.